on Kamis, 29 Agustus 2013

Snow White

Orientation
Once upon a time there lived a little girl named Snow White. She lived with her Aunt and Uncle because her parents were dead.

Complication 1
One day she heard her Uncle and Aunt talking about leaving Snow White in the castle because they both wanted to go to America and they didn’t have enough money to take Snow White.

Resolution 1
Snow White did not want her Uncle and Aunt to do this so she decided it would be best if she ran away. The next morning she ran away from home when her Aunt and Uncle were having breakfast. She ran away into the woods.

Complication 2
Then she saw this little cottage. She knocked but no one answered so she went inside and fell asleep.

Resolution 2
Meanwhile, the seven dwarfs were coming home from work. They went inside. There they found Snow White sleeping. Then Snow White woke up. She saw the dwarfs. The dwarfs said, “what is your name?” Snow White said, “My name is Snow White.”

Doc, one of the dwarfs, said, “If you wish, you may live here with us.” Snow White said, “Oh could I? Thank you.” Then Snow White told the dwarfs the whole story and Snow White and the 7 dwarfs lived happily ever after.


CELL PHONE
A cell phone is a great gadget in this modern world. What is a cell phone? A cell phone is actually a radio in certain way. Like a radio, by a cell phone we can communicate to other people in real time. Million people use cell phone for their communication. Even nowadays, people use cell phones to communicate in voice, written and data. Alexander Graham Bell is the person who make great change in the way people communicate to each other. He invented a telephone in 1876. While wireless radio was formally known in 18994 presented by Guglielmo Marconi. By these two technologies, then a cell phonewas born. However do you know how actually cell phones work?

This short 
explanation on how a cell phone work is really wonderful. A cell phone or in long term "cellular telephone' works by transmitting signals of radio to towers of cellular. The towers are networked to a central switching station. The connection usually uses wire, fiber optic-cables, or microwave.
Then the central switching station which handles calls in certain given area is directed connected to the wire-based telephone system. Cellulars are pick up by the towers and relayed to another cellular telephone user or the user of wire-based telephone network.


the towers vary in the capacity and capability to receive signals. Some can receive the signal from short distance and the others can receive more distance. However, there are usually more than one tower in certain given area so that the system can handle the increasing telephone traffic.

Have we wondered how we get chocolate from? Well this time we will enter the amazing world of chocolate so we can understand exactly we are eating.

Chocolate starts a tree called cacao tree. This tree grows in equatorial regions, especially in place such as South America, Africa, and Indonesia. The cacao tree produces a fruit about the size of a small pine apple. In side the fruits are the tree's seeds. They are also known as coco beans.

Next, the beans are fermented for about a week, dried in the sun. After that they are shipped to the chocolate maker. The chocolate maker starts by roasting the beans to bring out the flavour. Different beans from different places have different qualities and flavour. So they are often shorted and blended to produce a distinctive mix.

The next process is winnowing. The roasted beans are winnowed to remove the meat nib of the cacao bean from its shell. Then the nibs are blended. The blended nibs are ground to make it a liquid. The liquid is called chocolate liquor. It tastes bitter.

All seeds contain some amount of fat and cacao beans are not different. However, cacao beans are half fat, which is why the ground nibs from liquid. It is pure bitter chocolate.
            Aku terlahir dari pasangan pengidap HIV.Penyakit itu telah membunuh ayahku dan sekarang aku adalah anak yatim yang juga pengidap penyakit menjijikkan itu. Aku bingung kenapa orang-orang pengidap HIV tidak pernah mendapat perlakuan baik dari masyarakat, selalu mendapat diskriminasi dan dikucilkan dalam pergaulan, sehina itukah kami ?
            Aku melirik lesu amplop berwarna coklat yang kubawa dari rumah sakit bertuliskan ”Pasien Shabira Alsyakhra” di dalamnya ada hasil tes yang menyatakan penyakit HIV yang kuidap sudah memasuki stadium 2.  Obat-obatan itu tidak menyembuhkanku kadang aku benci harus meminumnya hanya untuk bertahan hidup. “Hey Ibu sudah siapkan makan malam, cepatlah makan dan minum obatnya!” terdengar suara ibu dari ujung pintu, akupun beranjak dan meninggalkan amplop yang sama sekali tidak membawa kabar gembira itu. “Bagaimana sekolah baru hari ini? Apa kau sudah mendapat teman baru?” tanya ibu di sela waktu makan. “Ya tidak banyak.” jawabku singkat. “Cukup menyenangkan, ibu senang dipindah tugaskan ke sini. Hmm.. Bandung kota yang cukup sejuk.” . “Ya cukup menyenangkan selama penyakit ini tidak merusaknya.”. Ibu menghela nafas dan tersenyum “Kau pasti bisa menjadi seperti anak normal lainnya nak, bahkan lebih hebat.”. “Ya semoga saja.”
            “Hai selamat pagi.” sapa seorang anak lelaki yang aku lupa namanya siapa. “Selamat Pagi...,” aku berusaha mengingat namanya. “Donny!” anak itu mengingatkan lagi namanya padaku seolah dia telah membaca pikiranku kalau aku sedang berusaha mengingat namanya. “Hm.. Maaf aku belum terlalu hafal nama-nama kalian.” . “Tidak masalah, kami semua akan berteman denganmu lama-lama kau pasti hafal.”  Ya aku harap begitu pikirku.
            Jam pelajaran pertama diawali dengan mata pelajaran olahraga, sialnya aku tidak membawa obat yang seharusnya aku minum setiap akan berolahraga untuk menjaga kondisiku agar tidak mudah kelelahan. “Hei Shab apa yang kau tunggu? Guru yang satu ini tidak suka ada murid yang telat datang di pelajarannya. Ayo segera ke lapangan!” Wina sang ketua kelas itu buru-buru menarikku keluar kelas. Kota ini memang sejuk, dengan sedikit terik matahari pagi yang berbagi kehangatannya, ah cuaca yang sempurna aku harap pelajaran ini akan kulewati dengan sempurna pula.
            Yah aku tahu aku tetap kuat tanpa obat, pelajaran olahraga kulewati tanpa kendala. Saat jam istirahat Farah mengajakku ke kantin bersama Elsa, ternyata menyenangkan ada yang mengajakku pergi ke kanti bersama, dulu saat aku masih bersekolah di Yogyakarta untuk kerja kelompok pun orang jijik karena penyakitku, ada yang takut tertular ada juga yang menganggapku bukan anak baik-baik karena aku adalah seorang penderita HIV. Sering aku meberontak diperlakukan seperti itu tapi semua itu tidak ada gunanya.
            “Shab kau mau makan apa? “  tanya Elsa saat ia dan Farah akan memesan makanan. “Aku tidak lapar. Aku hanya mau minum.” jawabku sambil tersenyum ramah. “Baiklah.” mereka beranjak pergi untuk memesan makanan mereka sementara itu aku segera mengeluarkan obat dari sakuku lalu meminumnya sebelum mereka melihatku dan bertanya tentang obat ini. “Hei... Kau minum obat apa? Banyak sekali?” aku tidak sadari kalau Donny duduk di belakang meja kami, oh tidak, aku harus bilang apa soal obat ini? “Ehm.. Yang ini vitamin imun tubuh, yang ini antibiotik, dan ini obat flu biasa. Aku memang sedang sedikit flu” jelasku berusaha menutupi tentang obat ini. “Baiklah, kalau begitu semoga lekas sembuh.” tanggapnya dengan senyum yang membuat lesung pipinya terlihat. Aku beruntung hari ini.
            Jam sekolah telah usai, hari ini terasa begitu melelahkan. Aku berjalan keluar gerbang sekolah dan segera menuju halte bus yang terletak sekitar 20 meter dari sekolah. Hari ini aku akan mengunjungi ibu di rumah sakit kejiwaan. Aku ingin melihat bagaimana ibu bisa bekerja dengan baik sebagai seorang psikolog. Selama ini aku hanya terlalu sedih dan frustasi dengan penyakitku sehingga bagaimana pekerjaan ibuku pun aku sama sekali tidak ingin tahu. Sekarang aku ingin mengubah sikapku, apa salahnya aku berkonsultasi dengan ibuku sendiri. Kepalaku terasa sangat pusing, tubuhku sangat lemas hingga akhirnya aku terjatuh.
            Aku lihat seorang anak bertubuh jangkung dan ia adalah Donny.“Sadar juga kau. Tadi aku menemukanmu pingsan di pinggir trotoar, jadi aku segera membawamu ke rumah sakit terdekat.” Aku hanya diam memikirkan apa yang barusan terjadi, aku pikir aku akan melewati hari ini dengan begitu sempurna, “Soal penyakitmu..,” oh tidak hancurlah semuanya, “Aku sekarang mengerti mengapa kau menutupi soal penyakitmu.”  ujarnya dengan mata lirih. “Jadi kenapa kau tidak menjauh dariku seperti yang orang-orang lain lakukan?” tanyaku tanpa menatapnya. “Kenapa aku harus menjauhimu? Karena penyakitmu? Hei aku bukan orang yang berlebihan dalam memandang suatu masalah. Aku tidak akan takut tertular karena yang menentukan kita sedih atau bahagia, sehat ataupun sakit itu Tuhan.” jawabnya dengan senyum meyakinkan. “Aku pikir aku tidak akan pernah punya teman karena penyakit menjijikkan ini.”.  “Tenang saja. Kita akan tetap berteman.” Bahagia sekali rasanya ada seorang saja yang mau menerima keadaanku ini.
            “Shabira!! Sedang apa kau disini?” tanya seorang anak yang membuatku terkejut. “Ternyata kau Elsa. Ya aku sedang menebus obat. Aku merasa sedikit demam.” giliranku dipanggil aku buru-buru menghampiri meja apoteker, aku tidak mau giliranku terlewatkan dan harus menunggu lama lagi. “Giliranku. Sampai jumpa!”.
            Pukul 06:10 aku sudah berada di ruang kelas yang masih sepi. Dengan semangat aku memulai hari ini, karena hari ini aku mempunyai teman yang mau menerima kondisiku. Aku berdiri di depan pintu kelas. Elsa datang dan menatapku aneh. “Halo Elsa.” Aku coba untuk menyapanya tapi ia tidak menghiraukannya. Ah mungkin ia sedang ada masalah.
            Saat pelajaran berlangsung semua murid sibuk berbisik-bisik entah apa yang mereka bicarakan sampai mereka semua tidak memperhatikan Pak Tama yang sedang mangajarkan mata pelajaran matematika. “Hei Don apa yang mereka bicarakan?” tanyaku sedikit berbisik juga pada Donny yang berada tepat di depan mejaku. “Hm.. entah, aku tidak bisa mendengar suara bisik-bisik yang seperti suara ular  itu.”
            Tepat sepulang sekolah aku langsung menemui Donny di gerbang sekolah. Semua anak di kelas tahu tentang penyakit HIV yang kuderita, entah dari mana mereka mengetahuinya, sementara yang tahu tentang penyakitku hanyalah Donny. “Kau tahu kenapa semua anak di kelas memandangku aneh hari ini?” tanyaku sinis ketika berhenti tepat di depannya. “Hmm.. Mereka sudah tahu soal penyakit itu.” jawabnya lemas. “Apa kau yang memberi tahu mereka semua?”. “Tidak, bahakan aku tak pernah membicarakanmu dengan teman-temanku.”. “Tapi hanya kau yang tahu semua ini!”. “Percayalah aku bukan orang yang suka membuka aib orang lain.” Donny meyakinkan diriku, tatapannya tajam seolah dia tidak ingin dituduh sembarangan. “Baiklah aku percaya denganmu.” ujarku mereda. Bodoh sekali aku jika harus marah kepada Donny sedangkan ia tidak tahu apa-apa dan hanya dia satu-satunya teman yang kupunya.
            Hari demi hari berlalu begitu saja. Hanya Donny yang mau menjadi temanku. Setidaknya aku masih punya teman. Tapi lama kelamaan aku mulai lelah dengan semua ini. Semua orang selalu membicarakanku, mereka menganggapku bukan anak baik-baik. Mereka menuduhku seorang pecandu narkoba, pelaku seks bebas, dan semua hal yang buruk ditudukan padaku. Saat ini aku benar-benar merasa didiskriminasi dan dikucilkan dan itu semua membuatku ingin mati. Menangis dan meberontak tak ada gunanya, mereka tidak akan peduli. Tolong aku....
            “Nak kau terlihat murung sekali akhir-akhir ini. Apa masalahmu?” tanya ibu lembut  ketika aku sedang duduk diam di bangku belajar. “Ibu bertanya apa masalahku? Aku terlahir di dunia ini!! Itu masalahku. Aku terlahir dari pasangan pengidap HIV. Ayahku sosok yang tidak baik, ia pecandu narkoba dan menularkan semua virus ini. Dan aku yang tidak mengetahui apa-apa harus ikut merasakan derita yang disebabkan penyakit menjijikkan ini. Aku benci dengan hidup ini. Semua orang memperlakukanku seperti sampah yang tidak berguna. Aku benci merasakan sakit ini. Aku benci merasakan tekanan batin ini. Aku benci Ayah! Sebenarnya untuk apa aku hidup?” air mataku tumpah saat meluapkan semua emosi ini. Aku tidak pernah bicara sekasar ini pada ibu. Terlihar air matapun mengalir dari pelupuk mata ibu. Ia diam sejenak menghela nafas dan tak lama ia tersenyum dalam tangisnya. “Nak kau hidup untuk diberitahu rasa penderitaan dan kebahagiaan. Jika kau menghadapi semua ini dengan sabar kau akan mendapat kebahagiaan yang besar kelak nanti. Sesungguhnya selalu ada kesenangan setelah kesusahan. Dan kesenangan itu akan lebih berharga karena kau telah merasakan kesusahan. Nak, Ibu juga sama sepertimu tapi Ibu menemukan kebahagiaan hiidup ini, yaitu mempunyai anak sepertimu. Apapun kondisimu kau adalah anugerah. Maafkan ibu jika tak bisa melahirkanmu dalam keadaan sehat.Janganlah kau benci Ayahmu seburuk apapun dia. Karena daun yang jatuh tidak pernah mebenci angin.” Ibu memelukku erat dan menangis. Sekarang aku mengerti.

            Sekarang sakit ini sudah semakin parah tapi aku tak pernah menyerah, aku bisa menemukan kebahagiaan dalam sakit ini. Aku yakin aku akan menemukan kebahagian yang luar biasa setelah ini, di dunia ini ataupun di alam sana nanti. Aku bisa menjadi motivator bagi orang lain. Dan sekarang aku mampu mengubah pandangan orang lain tentang figur seorang penderita HIV. Tidak ada sedikitpun dendam atau benci terhadap Tuhan, terhadap hidup ini, terhadap ayahku sekalipun. Karena daun yang jatuh tidak pernah membenci angin. Dan akulah daun yang jatuh itu.
Judul buku  : The Wonder Girl
IMG0693.jpgPenulis        : Alleya Hanifa
Penerbit      : DAR! Mizan
Tahun terbit: 2009
Kota terbit   : Bandung
Cetakan      : III
Tebal buku : 142 Halaman
Buku ini bercerita tentang kehidupan Licorice Tiffany Watson, seorang anak berumur 13 tahun yang sedang mencari jati dirinya. Ia tidak suka berkegiatan ataupun aktif dalam sekolahnya tapi ia ingin dikenal banyak orang seperti dua sahabat baiknya  Cassie Roccane dan Ellyane Rushton.

Akhirnya Watson memilih suatu kegiatan di sekolahnya dimana ia harus menyamarkan identitasnya menjadi L dan memberi solusi kepada orang-orang yang mempunyai masalah.

Watson merasa percaya diri akan tugasnya sebagai “The Problem Solver” dan ia selalu berhasil memberikan solusi untuk setiap masalah. Semua orang menyukai L tetapi mereka tidak mengetahui siapa L sebenarnya, mereka tidak akan menyangka jika L adalah Licorice Tiffany Watson seorang siswa yang tidak menonjol dan terkenal itu.

Namun saat ia menghadapi kematian sahabat baiknya semua identitas rahasianya sebagai L terbongkar. Sosok Licorice Tiffany Watson yang dulu tidak dikenal banyak orang pun sekarang telah dikenal banyak orang.

Buku ini mudah dipahami, ukuran tulisannnya yang besar juga tidak membuat mata jenuh saat membacanya. Tetapi gambar ilustrasi yang ada pada buku kurang menarik karena tidak diberi warna. Sebaiknya gambar ilustrasi diberi warna agar lebih menarik.


Judul buku                  : Berternak Kambing Unggul
Penerbit                       : PT. Penbar Swadaya
Penulis                        : B.Sarwono
Jumlah halaman         :120 halaman
Cetakan ke-                : XVI




Butir – butir
1.    Kambing Piaraan
-          Kambing sudah ada sejak zaman batu.
-          Banyak macam kambing piaraan atau ternak tersebar di berbagai belahan dunia.
-          Contoh kambing yang tersebar yaitu kambing nubian yang tersebar di daerah Afrika Timur Laut, kambing kecil afrika timur di daerah Afrika Timur, kambing anggora yang berasal dari daerah Asia tengah, kambing malabar di India Barat bagian selatan, kambing ma tou berasal dari Cina Tengah, dan masih banyak lagi yang lainnya.

2.    Kandang
-          Kondisi kandang yang baik akan membuat ternak tetap sehat.
-          Kandang yang baik harus memerhatikan lokasi, model kandang, dan ukuran kandang.

3.    Pakan
-          Pakan adalah hal yang sangat penting bagi ternak sebagai sarana pembina pertumbuhan tubuh.
-          Pakan kambing terbagi dua yaitu, pakan hijauan dan pakan penguat.
4.    Perkembangbiakan
-          Untuk mendapatkan kambing dan yang susu yang baik dibutuhkan induk kambing betina yang baik pula.
-          Agar hasil ternak baik, ada usia tertentu untuk mengawinkan kambing yaitu 15-18 bulan.
-          Cara menangani kelahiran anak kambing sangat diperlukan.
5.    Tata Cara Merawat dan Mengebiri Kambing
-          Kegiatan rutin seperti pemeriksaan kesehatan sangat diperlukan dalam pemeliharaan ternak kambing.
-          Kuku kambing yang diternak secara intensif di dalam kandang sebaiknya diperiksa.
-          Pengebirian kambing diperlukan untuk ternak kambing potong.

6.    Penyakit Kambing dan Pengobatannya
-          Penyakit yang dapat menyerang kambing begitu banyak macamnya.
-          Contoh penyakit kambing antara lain adalah kembung, jantung berair,cacar kambing,radang paru-paru , malaria dan masih banyak yang lainnya .














Judul buku                  : Berternak Kambing Unggul
Penerbit                       : PT. Penbar Swadaya
Penulis                        : B.Sarwono
Jumlah halaman         :120 halaman
Cetakan ke-                : XVI



Kambing sudah ada sejak zaman batu.  Banyak jenis kambing yang tersebar di berbagai belahan dunia, seperti kambing nubian yang tersebar di daerah Afrika Timur Laut, kambing kecil afrika timur di daerah Afrika Timur, kambing anggora yang berasal dari daerah Asia tengah, kambing malabar di India Barat bagian selatan, kambing ma tou berasal dari Cina Tengah, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Kondisi kandang kambing harus diperhatikan. Karena dengan kondisi kandang yang baik akan menjaga ternak tetap sehat. Kandang yang baik harus memerhatikan lokasi, model kandang, dan ukuran kandang.

Pakan untuk kambing adalah salah satu hal yang sangat diperhatikan karena sebagai sarana pembina pertumbuhan. Pakan Kambing terdiri dari pakan hijau dan pakan penguat.

Untuk ternak, agar menghasilkan anak kambing ataupun susu yang baik, dibutuhkan induk kambing yang baik pula. Agar hasil ternak baik, ada usia tertentu untuk mengawinkan kambing yaitu 15-18 bulan. Cara menangani kelahiran anak kambing pun sangat perlu diperhatikan.

Kegiatan rutin seperti pemeriksaan kesehatan juga tak kalah penting, hal ini sangat diperlukan dalam pemeliharaan ternak kambing. Kuku kambing yang di ternak secara intensif di dalam kandang sebaiknya diperiksa juga. Proses  pengibirian kambing diperlukan untuk ternak kambing potong.

      Penyakit yang dapat menyerang kambing begitu banyak macamnya, yaitu antara lain adalah kembung, jantung berair,cacar kambing, radang paru-paru, malaria, selain itu masih banyak juga yang lainnya.







 

1.       Rumusan masalah
 Apakah suhu dan intensitas cahaya berepengaruh terhadap iritabilita Mimosa pudica (putri malu) ?
2.       Hipotesis
2.1   Suhu dan intensitas cahaya berpengaruh pada iritabilita Mimosa pudica (putri malu).
2.2   Suhu dan intensitas cahaya tidar berpengaruh pada iritabilita Mimosa pudica (putri malu).

3.       Tujuan
 Untuk mengetahui pengaruh suhu dan intensitas cahaya terhadap iritabilita Mimosa pudica (putri malu)
*note: suhu dan intensitas cahaya sebagai variabel bebas, Mimosa pudica (putri malu) sebagai  variabel terikat.

4.       Metode                                                                                                                                                                                        
Metode yang dilakukan untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah adalah metode observasi.
4.1   Alat Kerja
·         Loop (kaca pembesar)
·         Mimosa pudica (putri malu)
·         Buku
·         Stopwatch
·         Cahaya matahari

4.2   Cara Kerja
4.2.1          Siapkan alat kerja yang dibutuhkan untuk melakukan observasi.
4.2.2          Payungi salah satu tanaman putri malu dengan buku agar tidak terkena cahaya matahari, dan sinari tanaman putri malu yang lain dengan cahaya matahari dan loop.
4.2.3          Sentuh daun putri malu sehingga menguncup.
4.2.4          Hitung dengan stopwatch berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menguncupnya masing masing daun putri malu.
4.2.5          Hitung dengan stopwatch berapa lama waktu yang dibutuhkan masing-masing tanaman putri malu untuk mekar kembali.

5.       Hasil
5.1     Tanaman putri malu yang tidak disinari cahaya matahari membutuhkan waktu 5” untuk menguncup dan  6’ 50” untuk mekar kembali.
5.2   Tanaman putri malu yang disinari cahaya matahari dengan loop mebutuhkan waktu  3” untuk menguncup dan 5’ 13” untuk mekar kembali.

6.       Pembahasan
Mimosa pudica (putri malu) termasuk ke dalam tanaman berbiji tertutup (Angios spermae) dan terdapat pada kelompok tumbuhan berkeping dua atau dikotil. Tumbuhan berdaun majemuk menyirip dan daun bertepi rata ini memiliki letak daun yang berhadapan serta termasuk dalam suku polong-polongsn. Mekanisme mengatupnya daun putri malu sebagai suatu contoh bahwa tumbuhan mampu menanggapi adanya suatu rangsang (stimulus).
Daun putri malu mempunyai geraknasti.  Seismonasti  yaitu nasti akibat sentuhan dan fotonasti yaitu nasti akibat cahaya selain itu juga  rangsang akibat suhu (termonasti)  dapat berpengaruh terhadap iritabilita daun putri malu
Daun putri malu akan menguncup ketika disentuh menunjukkan adanya gerak seismonasti. Daun putri malu akan lebih cepat kembali mekar jika disinari cahaya matahari dan suhu disekitar panas menunjukkan adanya nasti kompleks yaitu fotonasti dan termonasti.

7.       Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa   putri malu memberikan reaksi lebih cepat terhadap sentuhan dibandingkan reaksi terhadap perlakuan lainnya. Selain itu daun putri malu mempunyai gerak nasti kompleks (fotonasti&termonasti) sehingga menyebabkan suhu dan intesitas cahaya dapat berpengaruh pada iritabilita daun putri malu.




















DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka




on Minggu, 25 Agustus 2013
PERCOBAAN
                Tujuan :
Membuktikan bahwa di dalam proses fotosintesis cahaya dan klorofil sangat dibutuhkan.
                Alat dan bahan :
-          Daun caladium (talas hias) yang berbintik putih
-          Daun singkong
-          Alumunium foil
-          Iodine solution
-          Lampu spiritus
-          Gelas kimia
-          Kertas tisu
-          Alkohol 95% / 70%
-          Tabung reaksi
-          Air
-          Pipet tetes
-          Kaki tiga dan kain kassa
-          Pinset

Cara kerja :
1.       Petiklah daun caladium yang berbintik putih. Usahakan daun yang dipetik tersebut telah terkena cahaya matahari
2.       Kemudian dengan segera masukkan daun tersebut ke dalam air yang mendidih hingga layu.
3.       Pindahkan daun tadi ke dalam tabung reaksi yang telah berisi alkohol dan panaskan tabung reaksi tersebut di dalam air yang mendidih. Panaskan hingga daun tampak pucat.
4.       Angkat daun bila tampak pucat, cuci bersih lalu bentangkan diatas kertas tisu.
5.       Tetesi daun dengan larutan iodin atau lugol.
6.       Amati apa yang terjadi pada daun.

Pertanyaan :
1.      .  Apakah pengertian fotosintesis ?
  Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil.

2.       Dimanakah terjadinya proses fotosintesis ? 
 Daun .

3.       Apakah yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis ?
  sinar matahari, air, garam mineral yang diserap,karbondioksida.

5.       Apakah guna kaya klorofil dalam proses fotosintesis ?
 Klorofil  yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia. Dalam proses fotosintesis, terdapat 3 fungsi utama dari klorofil yaitu memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan.
6.     
6.       Apakah kegunaan H2O dan CO2 dalam proses fotosintesis ?
Untuk membentuk satuan gula.

7.       Buatlah reaksi fotosintesis ?
HH2O (air) + CO2 (karbondioksida) + cahaya → CH2O (glukosa) + O2 (oksigen)

8.       Apakah yang diperlukan untuk mendapat energi  cahaya sehingga fotosintesis bisa terjadi ?
    Matahari.

    




Syphilis is an infectious systemic disease that may be either congenital or acquired through sexual contact or contaminated needles.
Shhyphilis caused Treponema Pallidum bacteria infected. In the vast majority of cases, syphilis is transmitted by sexual contact.
 It can be transmitted by all forms of sexual contact, including oral and anal sex, and potentially even by kissing.

Syphilis produces a painless ulcer on the body part that's come into contact with an infected person. That sore slowly leaks a clear liquid, which contains many syphilis bacteria. If it touches someone else's broken skin or a mucous membrane (such as the inside of the vagina), it's likely to create a new sore - passing on the infection. These initial sores cause no pain and are often located in hidden areas, so people can transmit syphilis without knowing they have it.
Symptoms:
The initial stage of the disease is called primary syphilis. There's usually just one ulcer, which appears 10 to 100 days (on average, one month) after infection. At first, it appears as a red dome and is where the bacteria initially multiply. It rapidly erodes to become a painless ulcer called a chancre (pronounced "shanker"). The chancre typically clears up and heals in a month or two whether the person is treated for the disease or not. A person is contagious during primary syphilis.
If the person is not treated, however, the bacteria eventually enter the bloodstream and are carried to many parts of the body. A rash can develop during this stage. It is typically seen about 6 weeks to 3 months after the chancre forms and, in some cases, can occur even though the chancre has not fully healed. The rash can get steadily worse over the next 2 months. Round red or brown spots appear on the chest, arms, and legs. What is particularly unusual about this rash is that it can also be found on the palms of the hands and soles of the feet. The rash can remain as red spots, or become pustular or scaly, but it is usually not very itchy. The rash may clear up only to be replaced by another.
There are also flu-like symptoms such as headache, fatigue, and a mild fever. The bacteria can also get into the brain and cause meningitis. Some people show signs of anemia and jaundice. This syndrome is called secondary syphilis and it can come and go for a year or two. For as long as the rash is present, a person with secondary syphilis is contagious.
In many people, syphilis stops there, even if it's not treated. The bacteria remain but they cause no symptoms and don't emerge to infect others. This is called latent syphilis. It may remain inactive forever, or may become active again years later.
People who aren't treated during the primary stage have a 1 in 3 chance of developing chronic tertiary syphilis. The bacteria retreat deep into the body and are no longer contagious, but syphilis can reappear decades after the last rash of secondary syphilis. The disease poses a grave threat to the internal organs, including the brain, heart, blood vessels, and bones. Syphilis can lead to death if it is not treated.
Complications of tertiary syphilis include:
·         brain damage: Depending on which part is damaged, symptoms could range from motor effects (such as tremors) to mood disorders (such as having delusions of grandeur). Muscle weakness, pain, decreased muscle coordination, and loss of movement of the limbs are possible.
·         heart and blood vessel damage: Syphilis has a particular tendency to damage the walls of the aorta, the body's biggest artery, which can lead to an aneurysm. This syndrome usually appears 10 to 25 years after the initial infection.
·         damage to the retina and the vital nerves and blood vessels at the back of the eye: Syphilis usually attacks both eyes. If left untreated, irreversible eye damage that may result in blindness can develop. Again, this can happen many years after the original infection.
These are just some of the most likely organs to be damaged. However, symptoms should not become this severe, since syphilis can be cured in a few days at the outset. It can be a subtle disease, however, and can go unnoticed during the primary stage.
Prevention:
• Abstinence from oral, anal, and vaginal intercourse will prevent transmission of primary syphilis.
• Condoms reduce (but do not eliminate) transmission of syphilis only when they cover an active sore. However, lesions are frequently outside the area sheathed by a condom.
• Secondary syphilis can be contracted through skin-to-skin contact with an infected person; be especially cautious of rashes on people’s palms or soles.

773px-Extragenital_syphilitic_chancre_of_the_left_index_finger_PHIL_4147_lores.jpg800px-Secondary_Syphilis_on_palms_CDC_6809_lores.rsh.jpg800px-2ndsyphil2.jpg402px-Tertiary_syphilis_head.JPG
on Senin, 19 Agustus 2013
INTRO

A D

VERSE

A
Its taking us downtown
                                                D
You're watching me, watching me, watching me go

But i never listen

No i never let you know


A
Now were heading uptown
                                               D
Is there something or nothing you wanted to say
                       
Cause i need to go now 
                        E
Do you want me to stay?
               D    D (Stop)
I say Staaaa-a-ay.

CHORUS

A              C#m
What you need, to know
F#m          D
Is to try to let it go let it go 
A             C#m     
What you need to find 
F#m          D
Someone who never will let you go

E   A           D
No, Sunshine and city lights will guide you home
E  A            D (Stop)
Woah, you gotta know

That i'll never let you go

A D

VERSE

A 
Now we're stucked in mid town
                                            D
Surrounded by people with nothing but sound

Now we're going nowhere

Now we are the lost and found
A
All over this town
                                         D
Is something or nothing you wanted to say

Cause i need to go now 
                            E
Do you want me to stay?
                  D (stop)
I say staaaa-a-ay.

CHORUS

A              C#m
What you need, to know
F#m          D
Is to try to let it go let it go 
A             C#m     
What you need to find 
F#m          D
Someone who never will let you go

E   A           D
No, Sunshine and city lights will guide you home
E  A            D   D(Stop)
Woah, you gotta know

That i'll never let you go

BRIDGE


C#m     D         E
Sunshine and city lights
F#m
oooh oooh o-oh
C#m     D         E (stop)
Sunshine and city lights

A              C#m
What you need, to know
F#m          D
Is to try to let it go let it go 
A             C#m     
What you need to find 
F#m          D
Someone who never will let you go

A              C#m
What you need, to know
F#m          D
Is to try to let it go let it go 
A             C#m     
What you need to find 
F#m          D
Someone who never will let you go

E   A           D
No, Sunshine and city lights will guide you home
E  A            D (Stop)
Woah, you gotta know

That i'll never let you go